Hari
ini, perkuliahan PPG hari terakhir di pekan ini, mata kuliah Mikro teaching yang di ampu oleh Prof.
Ahyar. Tadi, ketika kuliah dengan Prof. Ahyar, tiba – tiba HP beliau berdering
dan perkuliahan pun berhenti sejenak, selang beberapa menit percakapan ditelepon
pun terhenti.
“Maaf,
tadi dari dealer Honda, ada tawaran untuk tes drive mobil Honda terbaru,” kata Prof.
Ahyar sambil meletakkan kembali HP ke dalam tas.
Kemudian
perkuliahan pun berlanjut seperti biasa. Lima menit sebelum perkuliahan
selesai, pada sesi penutupan, kembali Prof. Ahyar bercerita tentang orang yang
menelpon beliau tadi.
“Saya sudah sering
ditawari untuk beli mobil baru, tapi saya pikir saya tidak mau jadi orang yang kemronggo.” Kata beliau sambil menatap
santai kea rah mahasiswa.
“Tahu
kemronggo?” Tanya Prof Ahyar ke
kelas.
Kelas
hanya terdiam.
Tapi
sebelum terjawab, Prof. Ahyar melanjutkan perkataanya, bahwa kemrongo itu adalah ungkapan dari bahasa
Jawa untuk sifat yang haus akan dunia, tidak pernah puas dengan dunia, terus
merasa kurang dengan hal – hal yang bersifat duniawi, selalu merasa kurang
dengan harta benda yang telah dimilikinya. Beliau mencontohkan bahwa pernah
terbersit pada dirinya untuk mengganti mobil barunya dengan mobil yang lebih
baru lagi, padahal mobil barunya masih bagus dan layak dipakai. Namun akhirnya
belaiu mengurungkan niat tersbut karena takut sifat kemronngo akan terus menggerogoti nantinya.
Beliau
mengisahkan, ketika dulu akan diberi hadiah mobil oleh ibu angkatnya, “kalau
tidak salah dulu mobilnya Baleno,” kata beliau. Namun ketika sang ibu angkat
melihat ada sedikit sifat kemronggo
dalam diri Prof. Ahyar, maka segera hadiah tersebut dibatalkan, takut efek
seterusnya yang akan timbul.
“Nah,
untuk kalian, sebaiknya jauhi sifat kemronngo.
Itu tidak baik. Ingat! Adanya korupsi di Negara ini itu karena pejabatnya
mempunyai sifat kemronggo. Gaji sudah
banyak namun masih saja kurang, jadilah mereka korupsi, boleh kemronggo asal untuk urusan akhirat, itu
malah bagus.” Kata Prof. Ahyar menutup perkuliahan dengan pesan yang cukup
singkat, padat namun mengena.
Apa
yang dapat kita ambil dari perkataan beliau? Kita tidak boleh kemronggo, karena akan berakibat buruk
pada diri kita dan lingkungan. sifat kemronggo
menjadikan kita tidak bersyukur dengan apa yang telah kita dapat, selalu merasa
kurang dan kurang, dan ujung – ujungnya akan menghalalkan segala cara untuk bisa
mendapatkan apa yang diinginkan tak peduli itu halal atau haram, baiak apa
buruk, yang terpenting keinginan terwujud.
Semoga
kita dijauhkan dari sifat tersebut.
Kemronggo…….
Ditulis
kembali dengan variasi penuturan,
Berguru
pada Professor, 21 Februari 2014
0 komentar:
Posting Komentar